image

Diskusi Prodi PAI UINSA Dan INAMIS Dalam Perancangan Kurikulum Berbasis Outcome Based Education (OBE)

Kamis, 28 November 2024

berita

ftk

pendidikan agama islam

Lamongan, 20 November  2024 inamis.ac.id - Kunjungan tim manajemen dan prodi Pendidikan Agama Islam institut Alif Muhammad Imam Syafi'i (INAMIS) ke UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dalam rangka diskusi dan evaluasi rancangan kurikulum prodi PAI INAMIS. Hasil diskusi ini di harapkan mampumenjadi pijakan baru dalam merancang penyusunan kurikulum yang lebih relevan dan berbasis Outcome-Based Education (OBE).

 

Kurikulum yang Visioner dan Relevan

 

Diskusi ini mengupas tuntas kerangka kurikulum PAI yang berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI). Salah satu poin utama yang disoroti adalah pengembangan kurikulum untuk menghadapi kebutuhan generasi Alpha, abad ke-21, dan pasar kerja global.

Kami ingin memastikan bahwa lulusan kami tidak hanya unggul dalam ilmu agama tetapi juga kompeten secara global, kritis, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata Dr. Muhammad Fahmi (Ketua Prodi PAI UINSA).  Ke depan, kurikulum harus disusun berdasarkan Outcome-Based Education (OBE). Pendekatan OBE dalam kurikulum menitikberatkan pada capaian pembelajaran lulusan (CPL) yang melahirkan pendidik profesional, peneliti pendidikan agama, serta pengembang media ajar berbasis teknologi. Strategi pembelajaran yang digunakan mengedepankan Student-Centered Learning (SCL), Problem-Based Learning (PBL), dan Project-Based Learning (PjBL).

 

Kekuatan dan Tantangan Kurikulum

 

Menurut Achmad Adharul Ja'fari, MH (Ketua LPM INAMIS), kurikulum berbasis OBE memiliki keunggulan yang relevan dengan kebutuhan generasi digital, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan sains, dan mendukung keterampilan abad ke-21, seperti komunikasi, kerja sama, dan inovasi. Seharusnya ada solusi cepat untuk masalah seperti proses sinkronisasi kurikulum, kekurangan infrastruktur digital, dan kurangnya pelatihan dosen dalam penerapan teknologi. Hasil diskusi ini mencakup poin-poin penting berikut: Dosen harus ditingkatkan melalui pelatihan berbasis teknologi dan pendekatan OBE; Pengembangan Infrastruktur Digital, yang memastikan ruang kelas berbasis teknologi dan akses internet memadai; Evaluasi Kurikulum Berkala, yang memastikan bahwa pembelajaran sesuai dengan prinsip OBE; Kolaborasi Eksternal, yang memungkinkan kerja sama dengan lembaga pendidikan lain untuk benchmarking dan pengembangan kurikulum dan inovasi. Hal ini diamini oleh Ketua Prodi PAI INAMIS, Muhammad Syafiq Mughni, M.Pd dan salah satu dosen PAI INAMIS, Bahtiyar Rifa’I, M.Pd.I.

Kunjungan Tim INAMIS ke Prodi PAI FTK UINSA, yang mencakup agenda diskusi dan review kurikulum, menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak boleh stagnan, terutama di tengah tantangan yang dihadapi di era teknologi saat ini. Penggunaan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) oleh INAMIS menunjukkan bahwa pendidikan Islam memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman sambil mempertahankan nilai-nilai utama Islam. Tidak hanya institusi pendidikan yang bertanggung jawab atas tanggung jawab besar ini. Dengan mendukung kebijakan, menyediakan dana, dan memanfaatkan teknologi, pemerintah dan masyarakat harus berpartisipasi. Oleh karena itu, lulusan Prodi PAI tidak hanya menjadi guru yang berpengalaman, tetapi juga menjadi pemimpin transformasi yang siap membangun Indonesia emas di masa depan.

HERLAMBANG Adi KUSUMA

Penulis